Umar Bin Khattab Sang Penakhluk dan Pemimpin Bijaksana dari Arab

Umar bin Khattab akan mengajarkan untuk berusaha dan mengutamakan dan menjadikan Allah SWT sebagai tujuan dalam menjalani hidup, niscaya segala sesuatunya akan ditambahkan kepada kita. Masa kecilnya yang keras, sehingga tumbuh besar menjadi sosok yang ditakuti. Sebelum masuk agama Islam, Umar bin Khattab merupakan representasi hidup sebagai zaman jahiliah. Pertemuannya dengan Nabi Muhammad SAW membawa perubahan besar.

Keutamaanya dalam kecintaannya kepada Allah SWT membuatnya diridai dalam perjalanan hidupnya mengumandangkan kebaikan Allah SWT dengan menyebarkan agama Islam serta menjadi pelopor dalam urusan politik dan hukum tata negara. Pada masanya, dia menjabat sebagai khalifah ke seluruh dunia dengan kepemimpinan kombinasi antara negosiator yang handal dan pemimpin yang hebat (baik secara agama maupun negara). Kematian Umar bin Khattab merupakan kesedihan yang teramat sangat bagi orang-orang yang mencintainya, terutama bagi umat Islam.

“Ya Allah SWT, aku ini orang yang keras, jadikanlah aku orang yang lembut. Aku ini orang yang lemah, jadikanlah aku orang yang kuat. (Sesungguhnya) aku ini orang yang kikir, jadikanlah aku menjadi orang yang dermawan“.

Hijrah Itu Anugerah: Menjemput Hidayah dengan Istiqomah

Semua manusia pasti punya jalan hidup masing-masing dan pasti setiap orang berbeda-beda satu sama lain. Namun, apalah sebuah kesulitan atau cobaan jika terus bersabar dan terus berdoa kepada Allah SWT. Allah SWT akan selalu membantu hamba-Nya yang kesulitan jika dia selalu meminta dengan penuh rasa sabar dan syukur.

Hijrah memiliki banyak interpretasi, di antaranya pindah dari kehidupan gelap menuju cahaya, dari maksiat menuju iman, dari gaya hidup hedonis menuju islami, dari yang tidak karena Allah SWT menuju kehidupan lillah. Hijrah bisa juga dimaknai “move on”, seperti yang terangkum dalam kisah Hikmah di Balik Jodoh yang Salah, yang harus “move on” dari jodoh sebelumnya yang tidak mencintai karena Allah SWT, kepada jodoh yang mencintai dan mendidik istri di atas jalan yang diridai Allah SWT.

Kisah-kisah dalam buku ini akan mengajarkan kepada pembaca cara komitmen para tokoh di dalamnya dalam berhijrah menuju rida Allah SWT. Bagaimana jalan hijrah memang berliku dan harus diperjuangkan dengan jalan istikamah untuk mendapatkan cinta dan rida Allah SWT, sehingga jalan menuju pribadi yang lebih baik akan terbuka lebar, asalkan ada niat dan istikamah di dalamnya.

Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen

Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat Kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen bukanlah sebuah agama, walaupun merupakan suatu kepercayaan. Berdasarkan naskah-naskah kuno Kejawen, tampak betapa Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan Kejawen relatif taat dengan agamanya.

Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat Kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran Kejawen sendiri, yakni yang dikenal dengan “Sangkan Paraning Dumadi”.

Buku Agama Jawa memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang pada dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.

Istilah agama Jawa memang kerap memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa mengekspresikannya, bagi banyak orang Jawa, dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang bagaimana ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap dalam buku ini.

Urutan Bulan dalam Kalender Islam dan Artinya

Penentuan diawalinya suatu hari maupun tanggal dalam sistem kalender Hijriah berbeda halnya dengan kalender Masehi. Suatu hari dan tanggal dalam sistem kalender Masehi dimulai sejak pukul 00.00 waktu setempat.

Namun, suatu hari dan tanggal dalam sistem kalender Hijrian dimulai sejak matahari tenggelam di tempat itu atau ketika memasuki waktu Magrib.

Konsep yang digunakan dalam penanggalan Jawa berbeda dengan kalender Hijriah, meskipun keduanya mempunyai berbagai kesamaan. Pada 125 M, konsep Kalender Saka dari India yang berbasis matahari telah diperkenalkan di Jawa. Konsep penanggalan tersebut dipakai sampai dengan tahun 1625 M atau bertepatan dengan tahun 1547 Saka.

Sultan Agung lantas mengubah sistem penanggalan Jawa dengan mengadopsi sistem kalender Hijriah, seperti nama-nama hari dan bulan dengan menggunakan basis lunar atau kamariah. Namun demikian, angka tahun Saka tetap dilanjutkan demi kesinambungan, yaitu 1547 Saka ke 1547 Jawa.

Kalender Hijriah murni memakai visibilitas bulan untuk menentukan awal bulan, sedangkan penanggalan Jawa telah menetapkan jumlah hari tiap bulannya.

Baca selengkapnya: “Mengenal Hari Pasaran Jawa dan Asal-Usul Penanggalan Jawa”.

Berikut nama-nama bulan dalam sistem kalender Hijriah.

Berdasarkan buku berjudul Almanak Alam Islami: Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenium Baru yang ditulis oleh Rachmat Taufiq Hidayat, berikut arti dari 12 nama-nama bulan dalam sistem kalender Hijriah.

Urutan Bulan dalam Kalender Islam dan Artinya

Penentuan diawalinya suatu hari maupun tanggal dalam sistem kalender Hijriah berbeda halnya dengan kalender Masehi. Suatu hari dan tanggal dalam sistem kalender Masehi dimulai sejak pukul 00.00 waktu setempat.

Namun, suatu hari dan tanggal dalam sistem kalender Hijrian dimulai sejak matahari tenggelam di tempat itu atau ketika memasuki waktu Magrib.

Konsep yang digunakan dalam penanggalan Jawa berbeda dengan kalender Hijriah, meskipun keduanya mempunyai berbagai kesamaan. Pada 125 M, konsep Kalender Saka dari India yang berbasis matahari telah diperkenalkan di Jawa. Konsep penanggalan tersebut dipakai sampai dengan tahun 1625 M atau bertepatan dengan tahun 1547 Saka.

Sultan Agung lantas mengubah sistem penanggalan Jawa dengan mengadopsi sistem kalender Hijriah, seperti nama-nama hari dan bulan dengan menggunakan basis lunar atau kamariah. Namun demikian, angka tahun Saka tetap dilanjutkan demi kesinambungan, yaitu 1547 Saka ke 1547 Jawa.

Kalender Hijriah murni memakai visibilitas bulan untuk menentukan awal bulan, sedangkan penanggalan Jawa telah menetapkan jumlah hari tiap bulannya.

Baca selengkapnya: “Mengenal Hari Pasaran Jawa dan Asal-Usul Penanggalan Jawa”.

Berikut nama-nama bulan dalam sistem kalender Hijriah.

Berdasarkan buku berjudul Almanak Alam Islami: Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenium Baru yang ditulis oleh Rachmat Taufiq Hidayat, berikut arti dari 12 nama-nama bulan dalam sistem kalender Hijriah.

Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait Bulan dalam Islam

Doa Sebelum Tidur Lainya

Ilustrasi tidur (Freepik)

Selain bacaan doa di atas, ada juga beberapa lafal doa yang bisa dibaca sebelum tidur sebagaimana diajarkan oleh para ulama. Dilansir dari laman Muslim.or.id, berikut beberapa lafal doa lain yang bisa dibaca.

1. Diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad SAW ketika beranjak tidur membaca doa berikut :

باسْمِكَ اللَّهُمَّ أمُوتُ وأَحْيَا

Bacaan latin: Bismikallahumma amuutu wa ahyaa.

Artinya: Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan hidup. (HR. Bukhari no. 6324)

2. Diriwayatkan dari Bara bin Azib radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad SAW juga pernah membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ : وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Bacaan Latin: Allahumma aslamtu wajhii ilaik. Wa fawwadhtu amrii ilaik. Wa alja'tu dzahrii ilaik. Raghbatan wa rahbatan ilaik. La malja'a walaa manjaa minka illa ilaik. Allahumma aamantu bi kitaabika alladzii anzalta, wa bi nabiyyika alladzii arsalta.

Artinya: Ya Allah, aku berserah diri kepadamu, kupasrahkan semua urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan diriku kepada-Mu, dengan harap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tempat menyelematkan diri dari siksa-Mu, melainkan dengan berjalan menuju-Mu. Ya Allah, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus. (HR. Bukhari no. 6311 dan Muslim no. 2710)

3. Nabi Muhammad SAW mengajarkan doa berikut:

بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا ، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ

Bacaan Latin: Bismika Rabbi wadha'tu janbi. Wa bika arfa'uh. In amsakta nafsii farhamha wa in arsaltaha fahfadzha bimaa tahfadzu bihi ibaadakas shaalihin.

Artinya: Ya Allah, dengan nama-Mu aku meletakkan lambungku. Dan dengan nama-Mu aku bangun darinya. Jika Engkau menahan ruhku, berilah rahmat kepadanya. Dan jika Engkau melepasnya, maka peliharalah sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang saleh. (HR. Bukhari no. 6320 dan Muslim no. 2714)

4. Diceritakan oleh Hafshah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah SAW membaca doa berikut menjelang tidur:

اللَّهُمَّ قِنِى عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ

Bacaan Latin: Allahumma qinii adzaabaka yauma tab'atsu ibaadak.

Artinya: Ya Allah, jagalah aku dari siksa-Mu di hari di mana kelak Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu. (HR. Abu Dawud no. 5045 dan disahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fath Al-Baari, 11: 119)

5. Diceritakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah SAW membaca doa berikut ketika hendak tidur:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَآوَانَا فَكَمْ مِمَّنْ لَا كَافِيَ لَهُ وَلَا مُؤْوِيَ

Bacaan Latin: Alhamdulillahi alladzii athamana wa saqaana wa kafaanaa wa aawaanaa fakam mimman laa kaafiya lahu walaa mu'wiya.

Artinya: Segala pujian hanya untuk Allah, Zat yang memberikan makan dan minum, serta mencukupi kebutuhan dan perlindungan kepada kami, betapa banyak orang yang tidak memiliki kecukupan dan perlindungan. (HR. Muslim no. 2715)

Selain membaca doa, sbelum tidur, kita juga bisa melakukan amalan zikir kepada Allah Swt dengan membaca ayat kursi, surat Al Ikhlas, surat Al Falaq, surah An Nas, dan surat Al Mulk.

Dalam riwayat lain, Rasulullah mengajarkan doa sebelum tidur dengan cara sebagaimana berikut:

وَرَوَيْنَا فِي صَحِيْحَي الْبُخَارِيْ َومُسْلِمٌ ، عَنْ عَلِيّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ لَهُ وَلِفَاطِمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : " إِذَا أَوَيْتُمَا إِلَى فِرَاشِكُمَا ، أَوْ إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا ، فَكَبِّرْا ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ ، وَسَبْحًا ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ ، وَحَمْدًا ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ ". وَفِيْ رِوَايَةِ : " اَلتَّسْبِيْح أَرْبَعًا وَثَلَاثِيْنَ ". وَفِي رِوَايَةِ : " اَلتَّكْبِيْرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِيْنَ ". قَالَ عَلِي : فَمَا تَرَكْتُهُ مُنْذُ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قِيْلَ لَهُ : وَلَا لَيْلَةُ صِفِّيْنِ ؟ قَالَ : وَلَا لَيْلَةَ صِفِّيْنَ.

Artinya: Diriwayatkan dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim dari Sayyidina Ali KW bahwasanya Rasulullah Saw berkata kepadanya dan Fatimah RA: Apabila kalian berdua beranjak ke tempat tidur atau kalian menuju tempat berbaring, maka bacalah takbir, tasbih dan tahmid masing-masing sebanyak 33 kali. Sayyidina Ali KW. Berkata: Semenjak mendengarkan hal itu, saya tidak pernah meninggalkannya. Sayyidina Ali ditanya, begitu pula dengan perang Shiffin? Sayyidina Ali menjawab: Begitu pula dengan perang Shiffin.

Demikian ulasan lengkap doa sebelum tidur dan artinya secara lengkap. Perlu diingat, berdoa sebelum tidur merupakan salah satu alaman yang dianjurkan Rasulullah.

Bulan dalam Islam – Kalender Islam atau sering dikenal dengan kalender Hijriah adalah kalender yang konsepnya diawali dari masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Penetapan tahun pertamanya adalah ketika Nabi Muhammad SAW melakukan hijriah dari Makkah menuju ke Madinah pada 622 Masehi. Kalender ini di beberapa negara yang mayoritas penduduknya menganut Islam juga dipakai sebagai sistem penanggalan keseharian.

(SPC Kristina Truluck/Public Domain in the United States).

Kalender biasa atau kalender Masehi memakai peredaran matahari, sedangkan kalender Islam memakai peredaran bulan sebagai acuannya.

Menurut pendangan Islam, bulan-bulan dalam penanggalan tahun Hijriah mengandung berbagai nilai spiritual yang begitu bermanfaat untuk kehidupan umat manusia. Ada beberapa bulan di kalender Hijriah yang memiliki tingat kemuliaan dan keutamaan yang lebih tinggi daripada bulan-bulan Hijriah lainnya.

Grameds, apakah kamu sudah tahu urutan bulan dalam Islam? Jika belum, tak perlu khawatir karena di artikel ini, kita akan membahas bulan dalam Islam. Jadi, tetap simak artikel ini sampai selesai, Grameds.

Bulan Haram di dalam Islam

Bulan haram di dalam Islam terdiri atas empat bulan, yaitu Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah. Pernyataan tersebut di dalam Al-Qur’an disebutkan melalui Q.S. At Taubah(9): 36 berikut ini.

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi allah SWT adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah SWT ketika Dia membuat langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah SWT beserta orang-orang yang bertakwa“.

Keempat bulan haram ini juga dijelaskan melalui hadis berikut ini.

“Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah SWT menciptakan langit dan bumi, yang mana satu ada 12 bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Itulah artikel terkait “bulan di dalam sistem kalender Islam” yang bisa kalian gunakan sebagai referensi. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Hijrah Itu Anugerah: Menjemput Hidayah dengan Istiqomah

Semua manusia pasti punya jalan hidup masing-masing dan pasti setiap orang berbeda-beda satu sama lain. Namun, apalah sebuah kesulitan atau cobaan jika terus bersabar dan terus berdoa kepada Allah SWT. Allah SWT akan selalu membantu hamba-Nya yang kesulitan jika dia selalu meminta dengan penuh rasa sabar dan syukur.

Hijrah memiliki banyak interpretasi, di antaranya pindah dari kehidupan gelap menuju cahaya, dari maksiat menuju iman, dari gaya hidup hedonis menuju islami, dari yang tidak karena Allah SWT menuju kehidupan lillah. Hijrah bisa juga dimaknai “move on”, seperti yang terangkum dalam kisah Hikmah di Balik Jodoh yang Salah, yang harus “move on” dari jodoh sebelumnya yang tidak mencintai karena Allah SWT, kepada jodoh yang mencintai dan mendidik istri di atas jalan yang diridai Allah SWT.

Kisah-kisah dalam buku ini akan mengajarkan kepada pembaca cara komitmen para tokoh di dalamnya dalam berhijrah menuju rida Allah SWT. Bagaimana jalan hijrah memang berliku dan harus diperjuangkan dengan jalan istikamah untuk mendapatkan cinta dan rida Allah SWT, sehingga jalan menuju pribadi yang lebih baik akan terbuka lebar, asalkan ada niat dan istikamah di dalamnya.

Muqaddimah Ibnu Khaldun

Apa istimewanya buku Muqaddimah ini, sehingga pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, memasukkannya dalam daftar bacaan wajib manusia era digital? Menurut Mark, yang menarik dari Muqaddimah karya Ibnu Khaldun adalah fokus dan kemampuannya mengupas alur kemunculan masyarakat dan kebudayaan manusia, termasuk timbulnya kota, politik, perdagangan, hingga ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, meski hampir 700 tahun lalu diterbitkan, Mark Zuckerberg merasa buku ini masih sangat relevan dan layak dibaca. Kalian pun harus membacanya!

Ibnu Khaldun (1332—1406) adalah manusia abad ke-14 yang jenius dan multitalenta. Lahir di Tunisia dan wafat di Mesir, hafiz Al-Qur’an sejak kecil ini adalah sosok yang dinamis dengan beragam profesi, mulai dari ulama, hakim, ahli fikih, filsuf, ahli hukum, diplomat, pakar politik, dosen, sosiolog, sejarawan, hingga seniman dan penyair. Jauh sebelum ilmuwan Barat menemukan berbagai macam teori ilmu sosialnya, Ibnu Khaldun melalui kitab Muqaddimah-nya ini sudah menuliskan teori-teorinya dengan lengkap, ilmiah, dan enak dibaca.

Teori-teorinya tentang berbagai studi ilmu pengetahuan merupakan temuan revolusioner yang diakui mendahului sekaligus dirujuk oleh para pemikir besar dunia, seperti Adam Smith (1723—1790), Max Weber (1864—1920), Arnold Y. Toynbee (1889—1975), dan lain-lain. Sebuah legacy yang membuatnya diakui sebagai bapak ilmu sosial, ekonomi, dan sejarah.